Sajian yang terkenal di kawasan Jerman dan Austria ini terbuat dari irisan tipis daging sapi muda yang digoreng dalam minyak banyak, dan dihidangkan bersama irisan lemon, selai ligonberry, erdapfel potato salad (jenis salad khas Jerman), pomme frits (kentang goreng), atau kentang yang ditumis bersama mentega dan parsley. Untuk menghasilkan warna kuning kecokelatan, terkadang dibalut telur dan tepung panir.
Salah satu sumber, William Harlan Hale, dalam buku Horizon Cookbook dan Illustrated History of Eating and Drinking Throught the Ages, mengatakan, sajian ini merupakan turunan dari masakan khas Italia yang bernama cotoletta milanese, daging berbalut tepung yang digoreng hingga kuning kecokelatan.
Namun, kepopuleran sajian ini berujung di dapur negeri Wina, saat Roman Apicus, pimpinan tentara Romawi, menguasai Wina. Masyarakat Wina menyebutnya Wiener schnitzel. Wiener berarti ‘orang Wina’ dan schnitzel berarti ‘irisan tipis daging sapi muda’. Jika disatukan, sajian ini memiliki nama ‘irisan tipis daging sapi muda milik orang Wina’.
Pada pertengahan tahun 1800, banyak imigran asal Jerman yang hijrah ke Texas. Saat itu daging sapi muda sulit ditemukan karena harga yang terlampau mahal. Mereka pun menggunakan daging sapi berumur yang bertekstur keras. Untuk menyiasati agar daging menjadi empuk, daging dimemarkan hingga melebar tipis. Bukan hanya pada daging sapi, ini juga berlaku untuk daging babi atau ayam.
Baca Juga : Fakta Kroket yang Tercipta karena Kasus Kelaparan
Pertama kali saya coba makanan ini di sebuah hotel di Jawa Barat sebelum menginjakkan kaki di Jerman. Dalam deskripsi menu disebutkan makanan ini adalah favorit turis. Setelah saya tinggal di sini, saya jadi tahu bahwa schnitzel adalah makanan meriah, mudah dan murah. Namun pertanyaan saya, apa bedanya dengan “wiener schnitzel” yang kini akan dijelaskan.
Wiener schnitzel sudah dipublikasikan sebagai makanan otentik di Austria sejak abad 18. Dikatakan bahwa ada buku resep yang menjelaskan kuliner asal Austria tentang daging yang dipipihkan dan dibungkus dengan tepung roti. Lambat laun makanan ini juga meluas ke negara tetangga, Jerman. Kedua negara sepakat bahwa daging yang digunakan untuk wiener schnitzel adalah daging sapi muda. Anda tahu ‘kan harga daging babi lebih murah ketimbang daging sapi. Namun untuk schnitzel yang menggunakan daging babi perlu nama khusus agar orang paham.
Makanan ini rasanya sederhana saja. Tidak seperti makanan lain yang banyak bumbu. Begitu mudahnya saya membuatnya beberapa kali di rumah setelah saya menikah dengan suami. Wiener schnitzel disajikan dengan kentang goreng, kentang rebus atau salad kentang. Lalu ada irisan lemon yang ditambahkan untuk merasakan kenikmatan daging berbalut tepung roti.
Chicken Schnitzel adalah sajian ayam yang digoreng pipih dengan tepung roti yang populer di Jerman dan Austria. Sebenarnya, Chicken Schnitzel sangat mirip dengan chicken katsu ataupun steak ayam. Di negara asalnya, daging yang digunakan bisa bermacam-macam, namun yang paling sering digunakan adalah chicken, beef, mutton, atau pork.
Di Indonesia, Chicken Shnitzel sendiri amat mudah ditemukan di restoran-restoran yang menyediakan makanan barat. Biasanya, makanan ini dihidangkan dengan potongan kentang goreng lengkap dengan saus dan salad. Balutan daging ayam Schnitzel selalu digoreng kering, hingga memunculkan tekstur crunchynya.
Baca juga: https://video.idebaguss.com/sejarah-konservasi-di-taman-nasional-amboseli/