Beberapa tahun belakangan ini, kita di Indonesia makin akrab dengan makanan yang bernama kimchi. Makanan dari Korea Selatan ini terbuat dari jenis sawi tertentu dan diberi bumbu yang kemudian difermentasi. Kamu tahu asal usul dan fakta di balik makanan enak yang satu ini? Simak informasi dari Nibble berikut!
Diawetkan untuk Mengatasi Musim Dingin
Penduduk Korea Selatan senang memakan sayuran dalam menu hariannya. Sayangnya, begitu musim dingin datang, jarang ada tanaman sayur yang bisa dipanen. Maka dari itu, mereka membuat sayur yang diawetkan agar tetap bisa memakan sayur selama musim dingin.
Sebelum diawetkan dengan berbagai bumbu, kimchi awalnya dibuat hanya dengan menggunakan garam. Namun para pembuatnya tahu, kunci agar fermentasi berhasil adalah wadah yang kedap udara. Ini menjelaskan kenapa wadah penampung kimchi ditutup dan dikunci menggunakan pemberat seperti batu.
Pertama Kali Disebut pada Abad ke-9
Tulisan yang merekam kimchi pertama kali ditemukan dari Dinasti Goryeo yang berjaya pada tahun 918 – 1392. Penyair Lee Kyu Bo menjelaskan adanya makanan bernama kimchi, yang difermentasi memakai pasta kedelai dan bisa dimakan pada musim panas dan musim dingin.
Sejak saat itu, makanan yang sekarang menjadi ikon Korea Selatan ini terus berkembang dengan tambahan bumbu lainnya dan menjadi pedas dengan tambahan pasta cabai. Produksinya pun semakin meluas dari rumah ke rumah.
Bukan Hanya Terbuat dari Sawi
Memang, kimchi yang paling umum ditemukan terbuat dari sawi putih yang daunnya lebar. Tapi ternyata, banyak jenis lainnya yang terbuat dari sayuran lain. Kalau yang pakai sawi putih dikenal dengan baechu-kimchi, kkakdugi dibuat dari lobak putih, gat dari sawi hijau, dan oisobagi yang terbuat dari timun Jepang. Ada lagi buchu-kimchi dari daun bawang. Semuanya nikmat disandingkan dengan nasi dan lauk apa pun.
Di Korea Selatan Ada Museum Kimchi
Diambil dari Visit Korea, Museum Kimchi sekarang dikenal dengan nama Kimchikan. Di dalamnya, terdapat berbagai gambaran mengenai bagaimana makanan sehat ini dibuat sejak zaman dahulu hingga sekarang.
Kamu bisa melihat peralatan yang dipakai untuk membuatnya, serta mencicip rasa kimchi yang berbeda. Sama seperti kuliner di Indonesia, setiap daerah di Korea Selatan pun punya rasa kimchi yang sedikit berbeda tergantung dengan bumbu yang digunakan seperti minyak ikan, minyak wijen, atau rempah lainnya.
Tradisi Kimjang
Pada tahun 2013, tradisi kimjang dinobatkan menjadi salah satu daftar warisan budaya UNESCO. Kimjang adalah kegiatan bagi keluarga untuk membuat kimchi bersama-sama di musim gugur. Tujuannya adalah menyiapkan stok makanan untuk musim dingin.
Terkadang, Korea Selatan memiliki acara kimjang besar-besaran yang bisa diikuti oleh banyak orang. Acara ini melambangkan kebersamaan dan memperkuat identitas sosial di antara orang Korea Selatan.
Makanan Bebas Lemak
Sawi sendiri dikenal sebagai sayuran rendah kalori. Setiap 100 gram kimchi mengandung 7 gram karbohidrat, 17 gram kalori, dan 3 gram serat. Jadi, cocok nih untuk kamu yang lagi diet tapi mau makan makanan yang kaya rasa.
Proses fermentasinya juga memberikan makanan ini tinggi akan probiotik yang sehat bagi saluran cerna. Kombinasi antioksidan dan vitamin C membantu menghadang radikal bebas dan menghambat penuaan. Wah, makan kimchi bisa bikin kamu awet muda, nih!
Kalau kimchi di Korea Selatan biasa dibuat di rumah-rumah, sekarang kamu bisa menemukannya dalam bentuk kemasan praktis yang dijual di toko-toko swalayan. Biasanya sayuran fermentasi ini dijual dalam toples kaca atau kemasan plastik kedap udara. Kalau kamu tertarik membeli, ingat kalau makanan ini harus masuk lemari pendingin agar tetap awet, ya.